Langsung ke konten utama

Junk Food Merusak Sel-sel Otak

shutterstock
Para ahli di Amerika Serikat kembali memperingatkan bahaya kebiasaan rutin menyantap makanan sampah atau junk food. 
Menurut riset terbaru, makanan dengan kandungan lemak tinggi, tetapi nilai gizi nol ini dapat merusak sel-sel dalam otak yang mengendalikan berat badan, dan memicu siklus obesitas. Temuan ini juga memberikan penjelasan mengapa orang yang kegemukan begitu sulit menurunkan berat badan.
Dalam penelitiannya, para ahli dari Universitas Washington memberikan tikus-tikus di laboratorium dengan jenis makanan yang mereka sebut dengan "diet lemak tinggi orang American". Hanya berselang tiga hari, tikus-tikus ini semakin rakus dan meningkatkan asupan kalorinya hingga dua kali lipat. 
Pemeriksaan lanjutan menunjukkan bahwa tikus-tikus ini juga mengalami  inflamasi atau peradangan pada hipothalamus, bagian otak yang terdiri dari sel-sel saraf yang mengendalikan berat badan.  Peradangan ini sempat berhenti dalam beberapa hari, tetapi kemudian "kambuh" lagi setelah empat pekan kemudian.
Dr Joshua Thaler, pakar sekaligus peneliti dari Diabetes and Obesity Centre of Excellence di Universitas Washington di Seattle, menyatakan, para ahli juga mendeteksi adanya suatu respons pemulihan cedera otak yang disebut dengan gliosis.
"Gliosis dipertimbangkan sama dengan pemulihan luka pada otak dan secara khusus tampak pada kondisi cedera saraf, seperti stroke dan multiple sclerosis. Kami berspekulasi bahwa gliosis yang kami lihat mungkin sebagai respons proteksi yang gagal. Kami juga mendeteksi adanya kerusakan dan kehilangan yang nyata dari sel-sel saraf yang penting dalam mengendalikan berat badan," papar Thaler yang mempresentasikan risetnya dalam  pertemuan tahunan The Endocrine Society's ke-93 di Boston.
Ia menambahkan, cedera pada otak pada tikus-tikus kemungkinan merupakan konsekuensi dari konsumsi junk food berlebihan dan fakta ini memberi penjelasan mengapa menurunkan berat badan menjadi sangat sulit  bagi sebagian besar mereka yang obesitas. 
Sumber kompas.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

tron

ini film yg sangat seru dan fantastik

Inilah Universitas Waria Pertama di Dunia

Ketika tuntutan persamaan hak sudah dilontarkan dan persamaan persepsi sudah bisa diterima di masyarakat, maka dibentuklah suatu Universitas yang mahasiswanya (mahasiswa atau mahasiswi?)    adalah para pelaku transgender alias waria. Universitas ini ada di Thailand, yang menjadi surga kebebasan transgender tentunya. Pendidikan yang diberikan lebih ke arah pembekalan diri bidang ilmu ketrampilan, seperti Pengembangan Kepribadian, Tata Boga, Tata Busana, Tata Rias. sumber Beritaunik.com

136 Anak Meninggal Setiap Hari

Data Bank Dunia tahun 2008 menunjukkan, sebanyak 50.000 anak Indonesia meninggal dunia karena masalah sanitasi air dalam setahun. Itu berarti rata-rata ada 136 anak yang meninggal setiap hari karena tak terjaminnya kebutuhan air bersih. Pernyataan ini disampaikan Saiful Munir, Sekjen Lingkar Studi Aksi Demokrasi Indonesia (LS ADI), saat unjuk rasa peringatan Hari Air Sedunia di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (22/3/2011). "Kebijakan yang keliru dari pihak pemerintah dalam menyediakan akses air bersih kepada masyarakat menyebabkan banyak anak menjadi korban," kata Saiful. Menurutnya, seharusnya pemerintah bertugas melaksanakan amanat konstitusi, khususnya Pasal 33 UUD 1945, yang mewajibkan pemerintah memanfaatkan kekayaan alam untuk kemakmuran rakyat. Itu artinya, pemerintah perlu mengupayakan air bersih gratis bagi rakyat. "Bukannya diprivatisasi sebagaimana terjadi saat ini," tambah Saiful. Muhammad Reza, Koordinator Advokasi Koalisi Rakyat untu...