Langsung ke konten utama

China Gencar Razia Pil Stamina Terbuat dari Mayat Bayi



TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Peredaran kapsul yang dibuat dari daging mayat bayi asal China marak di Korea Selatan.

Kementerian Kesehatan China kini telah membentuk tim untuk menyelidiki peredaran kapsul yang dibuat dari daging mayat bayi tersebut. Pil yang diklaim bisa mendongkrak stamina.

Juru bicara Kementerian Kesehatan, Deng Haihua, belum lama ini, mengatakan pihaknya telah menginstruksikan otoritas kesehatan di provinsi Jilin untuk meneliti kasus itu.

Deng mengatakan, China punya aturan ketat soal manajemen pembuangan mayat bayi dan orok, begitu juga dengan plasenta. “Setiap tindakan penanganan mayat sebagai sampah medis sangat dilarang,” kata Deng.

Menurut aturan di China, lembaga kesehatan dan karyawannya dilarang terlibat dalam perdagangan mayat.

The Global Times melaporkan, Senin bahwa SBS, salah satu dari tiga jaringan televisi utama Korea Selatan, pada 6 Agustus, mengudarakan film dokumenter tentang kapsul dari China yang dibuat dari daging bayi.

Televisi itu juga memperingatkan bahwa kapsul itu telah dikonsumsi warga Korea. Televisi itu juga mengklaim telah mendatangi rumah sakit di China yang menjual daging bayi serta merekam proses pembuatan kapsul itu.

Laporan itu mengutip sumber di dalam rumah sakit tersebut yang mengatakan bahwa kapsul-kapsul yang bisa membuat greng itu dibawa keluar oleh warga keturunan Korea yang banyak tinggal di Provinsi Jilin, Liaoniong and Heilongjiang.

Uji laboratorium yang dilakukan oleh kantor imigrasi dan institut investigasi ilmiah di Korea Selatan menunjukkan bahwa kapsul yang diterima televisi itu 99 persen identik dengan manusia.

Seorang profesor di Rumah Sakit Ketiga di Universitas Jilin mengaku belum pernah mendengar kasus semacam itu selama 20 tahun karirnya. “Sulit berkomentar, karena itu mirip rumor. Sangat tidak mungkin kalau menurut penilaian profesional saya,” kata Prof Zhang.

Meski begitu, memakan plasenta (ari-ari) sudah lama dikenal dalam tradisi masyarakat China. Dalam pengobatan tradisional China, ari-ari diyakini sebagai bahan sperma dan mendukung kecukupan darah.

Di China, ari-ari menjadi milik ibu yang melahirkan. Lembaga kesehatan hanya akan menerima ari-ari itu bila si ibu menyumbangkannya. Berdasarkan aturan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan, tidak seorang pun diizinkan menjual atau membeli ari-ari.

http://id.berita.yahoo.com/china-gencar-razia-pil-stamina-terbuat-dari-mayat-225630022.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

tron

ini film yg sangat seru dan fantastik

Inilah Universitas Waria Pertama di Dunia

Ketika tuntutan persamaan hak sudah dilontarkan dan persamaan persepsi sudah bisa diterima di masyarakat, maka dibentuklah suatu Universitas yang mahasiswanya (mahasiswa atau mahasiswi?)    adalah para pelaku transgender alias waria. Universitas ini ada di Thailand, yang menjadi surga kebebasan transgender tentunya. Pendidikan yang diberikan lebih ke arah pembekalan diri bidang ilmu ketrampilan, seperti Pengembangan Kepribadian, Tata Boga, Tata Busana, Tata Rias. sumber Beritaunik.com

136 Anak Meninggal Setiap Hari

Data Bank Dunia tahun 2008 menunjukkan, sebanyak 50.000 anak Indonesia meninggal dunia karena masalah sanitasi air dalam setahun. Itu berarti rata-rata ada 136 anak yang meninggal setiap hari karena tak terjaminnya kebutuhan air bersih. Pernyataan ini disampaikan Saiful Munir, Sekjen Lingkar Studi Aksi Demokrasi Indonesia (LS ADI), saat unjuk rasa peringatan Hari Air Sedunia di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (22/3/2011). "Kebijakan yang keliru dari pihak pemerintah dalam menyediakan akses air bersih kepada masyarakat menyebabkan banyak anak menjadi korban," kata Saiful. Menurutnya, seharusnya pemerintah bertugas melaksanakan amanat konstitusi, khususnya Pasal 33 UUD 1945, yang mewajibkan pemerintah memanfaatkan kekayaan alam untuk kemakmuran rakyat. Itu artinya, pemerintah perlu mengupayakan air bersih gratis bagi rakyat. "Bukannya diprivatisasi sebagaimana terjadi saat ini," tambah Saiful. Muhammad Reza, Koordinator Advokasi Koalisi Rakyat untu...