Langsung ke konten utama

Resiko Seks Usia Muda..!!



 









Hai sahabat muda bacalah artikel ini secara seksama, untuk anda ketahui dari dampak negatif melakukan seks di usia muda. Sebelumnya anda perlu memahami bahwa, remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. 

Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.

Pentingnya Pendidikan Seks

Pendidikan seks atau seksualitas pendidikan adalah proses perolehan informasi dan pembentukan sikap dan keyakinan tentang seks, identitas seksual, hubungan dan keintiman. Ini juga merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan pendidikan mengenai anatomi seksual manusia, reproduksi seksual, hubungan seksual, kesehatan reproduksi, hubungan emosional dan aspek lain dari perilaku seksual manusia.

Sangatlah jelas pengaruh pergaulan bebas yang di luar ambang batas memiliki konteks negatif kuat dikalangan remaja saat ini. Disinilah tugas berat yang harus dipikul oleh para orang tua lebih bisa memperhatikan perilaku remajanya di lingkungan keluarga dan lingkungan sehari-hari dalam pergaulannya. Kontrol seringlah dilakukan dengan di imbangi adanya mengarahan yang positif tentang dampak-dampak negatif dalam pergaulan bebas, khususnya tentang pengetahuan seks dan narkoba. Bimbing serta arahkan terus kepada pendidikan kerohanian yang lebih kuat untuk pagar pelindung dirinya bagi remaja-remaja tercintanya.

Bahaya Melakukan Hubungan Seks Pada Usia Muda

Hubungan seks di usia remaja meningkatkan risiko terkena kanker leher rahim atau serviks penyebab kematian, kata Plt Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau, Dwi Listya Wardhani, di Batam, Selasa (19/7).
Di hadapan empat puluhan remaja dari seluruh kota/kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau dalam kegiatan Orientasi Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja Tahap Tegak, Wardhani mengatakan, kanker serviks merupakan kanker yang disebabkan oleh Human Papilloma Virusvirus (HPV).

"Pria dan wanita yang telah berhubungan intim turut berisiko terinfeksi HPV. Terutama yang pernah melakukan hubungan intim saat remaja (usia belasan tahun)," kata dia di Hotel Pusat Informasi Haji Batam Centre, Batam.

Menurut Wardhani, usia menimal wanita melakukan hubungan seksual adalah 21 tahun, itupun harus dilakukan setelah ada ikatan pernikahan. "Jika dilakukan sebelum usia matang, maka akan sangat beresiko terkena serviks," Tambah Wardhani.

Berdasarkan penelitian Organisasi kesehatan dunia (WHO), kata Wardhani, 490.000 wanita di seluruh dunia didiagnosa kanker serviks setiap tahun. Bahkan, hampir setengahnya meninggal dunia.

"Artinya, setiap dua menit, seorang wanita meninggal akibat kanker serviks. Di Indonesia sendiri, satu wanita meninggal setiap jamnya," kata Wardhani.

Hal tersebut, tambah Wardhani, harus menajadi perhaian para remaja agar tidak menjadi korban berikutnya. "Remaja harus punya sikap. Jangan sampai terjebak pada pergaulan bebas," kata dia.

Survei Komisi Perlindungan Anak pada 2010 terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar seluruh Indonesia menemukan 93 persen remaja pernah berciuman, 62,7 persen pernah berhubungan badan, dan 21 persen remaja telah melakukan oborsi.

"Tak jarang, seorang wanita justru meniggal saat melakukan aborsi. Semua bisa dicegah, kuncinya bentengi diri dan hindari seks bebas," kata Wardhani.

Harus Sekarang Kapan Lagi Diperhatikan

Selain itu, sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar. Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual dan sebagainya. Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas. Dalam keterpurukan dunia remaja saat ini, anehnya banyak orang tua yang cuek seperti tidak mau tahu saja terhadap perkembangan anak-anaknya. Kini tidak sedikit banyak orang tua dengan alasan sibuk karena termasuk tipe “jarum super” alias jarang di rumah suka pergi, lebih senang menitipkan anaknya di babby sitter.

Ini adalah tugas para orang tua, masyarakat dan pemerintah untuk lebih mengedepankan lagi adanya pendidikan dan pengetahuan tentang seks dikalangan remaja yang harus di imbangi adanya pendidikan dan pengetahuan keagamaan yang lebih mengikat. Hal ini sangatlah perlu untuk acuan dan filter bagi mental para remaja didalam pengetahuan akidah dan ahklaknya. Pendidikan dan pengetahuan keagamaan harus di nomor satukan lagi di lingkungan sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Karena saat ini pendidikan yang berjalan di sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya lebih terpokus kepada pelajaran matematika, bahasa ingris, komputerisasi dan lainnya sebagainya yang kurang memperhatikan adanya pengimbangan pendidikan dan pengetahuan akidah dan ahklak itu sendiri.


sumber : http://wahw33d.blogspot.com/2011/09/resiko-seks-usia-muda.html#ixzz1ZOijK2aP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

tron

ini film yg sangat seru dan fantastik

Inilah Universitas Waria Pertama di Dunia

Ketika tuntutan persamaan hak sudah dilontarkan dan persamaan persepsi sudah bisa diterima di masyarakat, maka dibentuklah suatu Universitas yang mahasiswanya (mahasiswa atau mahasiswi?)    adalah para pelaku transgender alias waria. Universitas ini ada di Thailand, yang menjadi surga kebebasan transgender tentunya. Pendidikan yang diberikan lebih ke arah pembekalan diri bidang ilmu ketrampilan, seperti Pengembangan Kepribadian, Tata Boga, Tata Busana, Tata Rias. sumber Beritaunik.com

136 Anak Meninggal Setiap Hari

Data Bank Dunia tahun 2008 menunjukkan, sebanyak 50.000 anak Indonesia meninggal dunia karena masalah sanitasi air dalam setahun. Itu berarti rata-rata ada 136 anak yang meninggal setiap hari karena tak terjaminnya kebutuhan air bersih. Pernyataan ini disampaikan Saiful Munir, Sekjen Lingkar Studi Aksi Demokrasi Indonesia (LS ADI), saat unjuk rasa peringatan Hari Air Sedunia di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (22/3/2011). "Kebijakan yang keliru dari pihak pemerintah dalam menyediakan akses air bersih kepada masyarakat menyebabkan banyak anak menjadi korban," kata Saiful. Menurutnya, seharusnya pemerintah bertugas melaksanakan amanat konstitusi, khususnya Pasal 33 UUD 1945, yang mewajibkan pemerintah memanfaatkan kekayaan alam untuk kemakmuran rakyat. Itu artinya, pemerintah perlu mengupayakan air bersih gratis bagi rakyat. "Bukannya diprivatisasi sebagaimana terjadi saat ini," tambah Saiful. Muhammad Reza, Koordinator Advokasi Koalisi Rakyat untu...